Perjalanan Melewati Perbatasan Entikong Menuju Kuching

Kuching, sebuah kota yang berada di daerah Sarawak Malaysia, sama sekali tak pernah terpikir sebelumnya untuk melakukan trip kesini.

Advertisements

Ada apa sih disana?

Entah bagaimana awal mulanya, dari obrolan-obrolan singkat dengan beberapa teman dekat, dan dalam sekejap kurang dari satu minggu dengan persiapan ala kadarnya jadilah trip singkat ke Kuching. Sekejap kalau kata orang Malay.

 

Perjalanan Menuju Kuching

Untuk menuju Kuching, kami mengambil jalur darat menggunakan bus dari Pontianak. Semua bus yang menuju Kuching, Sarawak, Brunei dan kota lainnya di Malaysia harus melalui Terminal Internasional Antar Lintas Batas Negara (ALBN) yang terletak di kecamatan Ambawang. Sebutan lain untuk terminal yang sudah beroperasi sejak tahun 2014 ini adalah Terminal Ambawang.

Ada banyak pilihan bus dan kelas yang bisa kita pilih. Kami memilih menggunakan Eva Sumo Bus kelas super eksekutif tarif 450ribu PP (bayar dimuka). Jika hanya sekali jalan tarifnya 300ribu. Kelas super eksekutif ini menawarkan tempat duduk satu-dua yang lebar dengan kabin yang luas pula. Sehingga jumlah penumpangnya terbatas untuk 21 orang saja. Mirip bus yang pernah saya tumpangi dari Singapura menuju Kuala Lumpur.

Selain itu, kita dapat 1 air mineral, 1 bantal, dan 1 selimut (hanya berangkat saja, pulangnya enggak). Apa karena itu harganya menjadi diskon? Entahlah.

Loket Bus Eva Express Pontianak
Loket Bus Eva Express Pontianak
Bus Eva Express Pontianak Kuching
Bus Eva Express Pontianak Kuching
Suasana Bus Eva rute Pontianak Kuching
Suasana Bus Eva rute Pontianak Kuching

Sehari sebelum keberangkatan, saya agak waswas dengan kondisi kota Pontianak yang sedang ada ‘festival asap’ sepanjang hari. Saya khawatir penerbangan kami dari Jakarta menuju bandara Supadio Pontianak akan terkendala asap. Delay sedikit saja, kami bisa terlambat tiba di Terminal Ambawang. Untungnya semua berjalan lancar hingga kepulangan kami kembali ke Jakarta.

Pukul sembilan malam lewat sedikit, bus besar yang nyaman ini pun berangkat. Masing-masing penumpang sudah pewe dengan posisinya, sementara kami masih riweh berisik kasak kusuk sambil makan mie instant saking kelaparannya. Memang, pukul satu dinihari bus akan berhenti di RM Roda Minang daerah Sosok untuk istirahat. Tapi mana mungkin perut kami bisa menunggu selama itu.

Perjalanan dari Pontianak menuju Kuching boleh dibilang penderitaan. Tipikal jalan di Indonesia ternyata sama saja, rusak dan berlubang dimana-mana. Sepanjang perjalanan dari terminal sampai perbatasan di Entikong jalanan rusak yang bikin kita goyang kiri goyang kanan dan sesekali goyang dumang kalau mau. Kenyataan ini saya dapat ketika pulang dari Kuching karena waktu jalan malam kita tertidur pulas tak begitu merasakan goncangan.

 

Di Perbatasan Entikong

Pukul 4 subuh, kami sudah tiba di kantor imigrasi Indonesia di perbatasan Entikong. Mesin bus dimatikan, kami dibangunkan untuk segera antri di pintu gerbang. Apa??? Iya, kantor imigrasi masih tutup dan baru beroperasi tepat pukul 5 pagi. Tak ada barisan rapih disana, cari sendiri posisi mengantri. Sehingga lebih tepat kita menyebutnya kerumunan. Dan jangan lupa untuk check-in di sosial media meski mata masih mengantuk hahaha.

Advertisements

Beberapa masyarakat lokal tak ketinggalan untuk mencari rejeki disana berkeliling menawarkan jasa penukaran uang ringgit malaysia dan kartu simcard. Semuanya saya tolak dengan halus.

Tepat pukul 5 pagi, pintu gerbang dibuka dan seketika saja orang-orang berlari menuju gedung yang berada didepannya. Entah apa yang dikejar, saya pun jadi ikut-ikutan berlari kecil. Dalam waktu singkat, ruangan kosong gedung tua itu diisi barisan orang-orang yang mengantri rapih menunggu giliran cap paspor.

Sambil menunggu giliran cap, disisi kanan barisan saya masih melihat perilaku-perilaku KKN dari oknum petugas imigrasi. Oknum itu akan memberi kode kepada petugas untuk mempermudah cap paspor ‘temannya’. Sementara salah seorang teman saya sempat ditanya-tanya karena paspornya ‘keriting’ pernah kena banjir.

Pos perbatasan Entikong Kalimantan Barat
Pos perbatasan Entikong Kalimantan Barat

Update:
Pos Lintas Batas Negara Entikong ini sudah mengalami perubahan bangunan fisik menjadi lebih bagus. Cek disini.

Setelah itu, kita harus berjalan lagi menuju imigrasi negara Malaysia yang berada di Daerah Tebedu. Pukul 6 pagi proses imigrasi pun selesai. Kami melanjutkan perjalanan selama kurang lebih 2 jam menuju tujuan akhir, Kuching Sentral.

Berbanding terbalik dengan Indonesia, jalanan dari imigrasi hingga ke kota Kuching mulus dan lebar. Mau menyalahkan siapa?

Update 2019:
Ini adalah cerita perjalanan saya saat ke Kuching tahun 2015 lalu.
Saat ini jalan dari Pontianak ke Kuching sudah mulus. Thank you atas update dari Mas Eko yang sudah berkomentar dibawah.

 

Info Transportasi Pontianak Kuching

Beberapa perusahaan otobus yang melayani rute Pontianak menuju Kuching, Sarawak, dan Brunei:

Eva Express Sdn. Bhd. (EVA Sumo Bus)
Ticketing Counter ada di Terminal Ambawang Pontianak.
Tel. 0561-743045 atau 0811571218
www.evaexpress.net

Setia Jaya Sakti (SJS)
Jl. Sisingamangaraja No. 155, Pontianak
Tel. 0561-739544/734626

DAMRI
Jl. Adi Sucipto KM. 9,2, Pontianak
Tel. 0561-721058

Baca juga: Cerita perjalanan saya selama mengunjungi beberapa destinasi wisata di Malasyia lainnya.

Scroll to Top