Kalau pengen tahu lebih banyak sejarah tentang sebuah kota, kunjungilah museum-museum yang ada di kota itu. Nah gaes, kalau kamu pengen tahu tentang batik-batik dari A-Z, cobalah main ke Museum Batik Pekalongan.
Masih dihari yang sama, setelah meninggalkan Curug Sewu di Kab. Kendal, Jawa Tengah, bus yang membawa rombongan FamTripJateng kemudian melaju menuju Pekalongan. Wihiii…Rasanya senang banget bisa mengunjungi salah satu kota yang berada dipesisir utara Jawa ini, karena saya belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di kota penghasil Batik itu. Kalau biasanya selama ini hanya numpang lewat saja waktu jalan-jalan ke Semarang atau Surabaya menggunakan kereta yang memang melewati stasiun Pekalongan. Nah, dikesempatan kali ini bisa tinggal beberapa hari.
Memasuki kota Pekalongan sekitar pukul 1 siang, suara mba Atri, tour leader kita selama 3 hari membangunkan lamunan saya (baca: tidur ganteng). Iya, selama perjalanan ke Pekalongan lanjut tidur lagi. Bus yang kami tumpangi pun berhenti disebuah rumah makan bernama H. Masduki untuk mencicipi kuliner khas kota Pekalongan, yaitu Garang Asem. Ternyata makanan Garang Asem ini sudah sangat terkenal, lho. Maklum pertama kali icip.
Setelah perut kenyang bikin bego perjalanan pun lanjut lagi hingga sampai di Museum Batik Pekalongan. yang terletak di Jl. Jetayu No. 1. Dulunya, bangunan yang dibangun pada tahun 1972 ini merupakan kantor keuangan yang membawahi tujuh pabrik gula dan baru benar-benar diresmikan sebagai museum di tahun 2006 oleh mantan presiden SBY.
Museum Batik Pekalongan ini ternyata menyimpan koleksi-koleksi batik dari berbagai daerah di Indonesia. Rupanya selama ini saya salah karena mengganggap batik hanya berasal dari daerah-daerah di Jawa sana (baca: Jawa Tengah dan Jawa Timur). Misalnya, di ruang pamer pertama yang kita masuki, saya bisa melihat salah satu motif batik yang terkenal dari Kota Bogor, motif Kujang Kijang, yang terinspirasi dari peninggalan kerajaan Pakuan atau motif batik Lampung yang merupakan modernisasi Tapis Lampung.
Selain itu, juga dipamerkan berbagai jenis canting yang digunakan dan bahan-bahan pewarna alami untuk batik.
Masuk ke ruang pamer ketiga yang dinamakan Ruang Batik Nusantara, dari namanya saja sudah jelas kalau koleksi-koleksi batik di ruangan ini berasal dari seluruh nusantara, ada motif batik yang berasal dari Sumatra, Kalimantan, Madura, Bali dan bahkan Papua. Benar-benar banyak belajar di Museum ini. Warisan budaya kita memang banyak banget, pantes saja negara tetangga kesengsem ingin ‘memiliki’ setidaknya satuuuu saja dari sekian banyak budaya yang ada di Indonesia. Ngooookkk, mana boleh.
Lanjut ke ruang selanjutnya, yaitu ruang workshop. Disini juga menarik karena kita bisa mencoba bagaimana membatik menggunakan canting, atau menggunakan alat cetak (printing).
Jadi gaes, liburan ke Bali atau Lombok itu sudah biasa banget kan. Lain waktu jika liburan lagi, cobalah main ke kota kreatif ini khususnya ke Museum Batik Pekalongan. Kalau tidak bisa mempelajari semua jenis batik senusantara, setidaknya mengetahui sejarahnya dulu. Kalau bukan kita yang muda-muda ini, lantas siapa lagi, bukan?