Peringatan Keras Tak Boleh Lagi Masuk Singapura

“Jika sekali lagi, ingat ya, SEKALI LAGI! Kamu harus dengar baik-baik ini. Jika SEKALI LAGI kamu kedapatan masuk membawa barang-barang yang dilarang masuk ke Singapura, tak ada ampun lagi buatmu. Kami akan seret ke pengadilan dan kamu akan dipenjarakan.” kata petugas polisi itu sambil selalu menekankan kata ‘one more time’ pada saya.

Advertisements

“Yes, sir!”, jawab saya.

“Tanda tangan disini”, katanya lagi sambil menyuruh saya menandatangani dua buah berkas.

“Ini akan tercatat dalam database disemua pintu masuk Singapura” lanjut pak polisi itu lagi seraya mengingatkan saya dengan sangat keras.

***

Saya tak pernah membayangkan akan mendapatkan warning serius tak boleh lagi memasuki Singapura oleh otoritas bandara Changi Singapura. Tanggal 17 Maret 2015 adalah hari yang bakal saya ingat seumur hidup saya. Bagaimana tidak? Saya berurusan dengan pihak berwajib Singapura yang terkenal dengan sistem keamanan yang sangat ketat.

Saya sudah cukup sering bolak-balik masuk negara kecil Singapura sejak pertama kali solo traveling beberapa tahun silam, paling tidak saya menyambangi Singapura 2 kali setahun. Entah tujuannya untuk menemani anggota keluarga yang sedang berobat, karena dapat tiket promo, atau sedang ada urusan tidak penting yang dipenting-pentingkan.

Tujuan saya ke Singapura kali ini adalah untuk membantu mengambil gambar model teman saya dengan latar belakang beberapa tempat di Singapura, kita sebut saja sesi pemotretan ala ala. Kemudian hari berikutnya dilanjutkan menemani bapak saya berobat ke Mount Elizabeth Hospital.

Garden by The Bay Singapore
Liburan bareng Babeh di Garden by The Bay Singapura

Di hari kepulangan, waktu itu hari cukup cerah bahkan cenderung panas terik. Setelah mengambil hasil lab dari rumah sakit, saya dan bapak pun sempat menyambangi Garden by The Bay sebelum pergi ke bandara. Tak terpikir bahwa hari itu saya akan mengalami nasib sial karena semua berjalan lancar dan normal.

Setelah melakukan check-in, dengan santai kami berjalan menuju imigrasi hingga paman yang bertugas di area imigrasi menyuruh kami melewati mesin X-Ray yang berada didekat pintu masuk. Paman itu mungkin bertugas memilih penumpang secara acak untuk melewati mesin X-Ray terlebih dahulu sebelum melewati imigrasi. Bapak saya selesai. Saya pun dengan santai memasukkan tas ransel dan tas kamera saya ke mesin X-Ray tersebut.

“Hold!”, kata seorang wanita berparas hindi yang menjadi petugas X-Ray sambil menunjuk tas kamera saya.

“Ini apa isinya?”, katanya lagi.

“Peralatan kamera”, jawab saya kemudian.

Advertisements

ilustrasi-peluruSaya sudah mulai deg-degan bertanya dalam hati ada apa gerangan dengan tas kamera saya. Saya coba mengingat-ingat apakah ada benda berbahaya. Sambil menunjuk monitor X-Ray saya diminta untuk mengeluarkan isinya. Benar saja, SELONGSONG PELURU KOSONG dan satu buah PELURU AKTIF tersimpan dipojok kantung bagian dalam kamera saya.

Petugas itu pun menanyai saya berbagai macam pertanyaan terkait kepemilikan itu. “Kamu dapat darimana ini? Dimana kamu beli? Siapalagi temanmu?” cecarnya seraya mencurigai saya bak seorang teroris sambil menghubungi teman dan atasannya.

“Matilah Gue”, batin saya.

Saya kemudian mencoba untuk tenang dan menjawabnya, “Benar ini milik saya. Saya mendapatkannya tahun lalu dari *edited*. Waktu itu saya masukkan ke tas kamera saya ini dan tanpa sadar terus berada didalam tas ini”, jawab saya dengan jujur.

Dalam hati saya bertanya-tanya, koq di imigrasi Indonesia bisa lewat ya, padahal sebelum ke Singapura saya juga bolak-balik keluar masuk bandara. Hadeeeh…

Selang 30 menit, datanglah pak polisi yang lebih galak lagi. Setelah dia cek keberadaan selongsong peluru dan peluru aktif itu, dengan nada bicara yang tinggi dia kembali menginterogasi saya. Meminta mengeluarkan dokumen-dokumen perjalanan saya, paspor, dimana menginap, apa yang dilakukan selama di Singapura.

Saya kembali menjawab dan meyakinkan beliau bahwa peluru itu memang milik saya. Saya mendapatkannya tahun lalu dari *edited*. “Saya akan menelepon atasan saya. Kamu sebaiknya berdoa supaya kamu tidak dipenjara. Seriuuus, berdoa!” lanjutnya lagi dengan nada yang masih tetap tinggi. Saya pun diharuskan menandatangani dua berkas laporan dan memperingatkan saya dengan keras untuk tidak mengulanginya.

Surat Keterangan Polisi Bandara Changi
Surat Keterangan dari Polisi Bandara Changi Singapura

***

Setelah mendapatkan peringatan keras & menandatangani berkas-berkas itu, saya pun dibebaskan dan bisa melewati imigrasi.

Tips penting dari saya!

Sebelum melakukan trip atau perjalanan apalagi keluar negeri, sebaiknya periksa baik-baik tas, ransel atau koper yang dibawa. Jangan sampai ada barang terlarang dan ilegal yang masuk kedalam barang bawaan kita.

Barang dengan pengawasan ketat dan dilarang masuk Singapura dapat dicek disini.

Scroll to Top